Binjai – KTT Darurat Arab Kota Doha, Qatar, menjadi sorotan dunia pada pekan ini saat menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darurat Arab Islam.
KTT ini digelar sebagai respons atas eskalasi konflik antara Israel dan Palestina, khususnya agresi militer Israel di Gaza yang semakin memburuk.
Puluhan pemimpin negara anggota Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) hadir dalam pertemuan darurat ini.

Baca Juga : Kecelakaan Maut Bus Nakes Jember di Jalur Gunung Bromo
Agenda utama dari KTT tersebut adalah menyusun sikap bersama terhadap serangan brutal Israel yang telah menewaskan ribuan warga sipil Palestina.
Dalam sesi pembukaan, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, menekankan pentingnya dunia Islam bersatu membela Palestina.
Ia menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan” dan menyerukan boikot internasional terhadap negara yang mendukung agresi tersebut.
Dalam waktu yang singkat, konferensi menghasilkan sebuah komunike bersama yang berisi 25 poin sikap resmi negara-negara Arab dan Islam.
Komunike tersebut secara tegas mengecam agresi militer Israel, serta meminta pertanggungjawaban dari komunitas internasional.
Salah satu poin utama dalam komunike adalah desakan agar Dewan Keamanan PBB segera menghentikan veto sepihak yang melindungi Israel.
Para pemimpin juga mendesak adanya investigasi internasional terhadap dugaan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan militer Israel.
KTT ini juga menghasilkan seruan untuk menghentikan segala bentuk normalisasi hubungan dengan Israel.
Negara-negara peserta menyepakati pembentukan tim hukum internasional untuk membawa kasus Gaza ke Mahkamah Internasional (ICJ).
Selain itu, mereka menyerukan pemberian bantuan kemanusiaan darurat yang lebih besar untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
Beberapa negara, termasuk Turki, Indonesia, dan Malaysia, menyatakan komitmennya untuk segera mengirimkan bantuan medis dan logistik.
Komunike juga menuntut agar Israel membuka akses perbatasan dan menghentikan blokade Gaza yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Para pemimpin Arab dan Muslim juga mengkritik
Mereka menilai bahwa standar ganda dalam menyikapi konflik kemanusiaan telah melemahkan kredibilitas lembaga internasional.

![bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy8yMjI2NjQvMjAyMjEwMjgxMzA2LW1haW4uanBlZw[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy8yMjI2NjQvMjAyMjEwMjgxMzA2LW1haW4uanBlZw1-148x111.jpg)
![01h6we1f384vx7je4xpnm0y9aj[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/01h6we1f384vx7je4xpnm0y9aj1-148x111.jpg)
![FOA-05092025-2[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/FOA-05092025-21-148x111.png)
![bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy81MjY3ODgvMjAyNTEwMjMxOTI3LW1haW4uY3JvcHBlZF8xNzYxMjIyNDUzLndlYnA[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy81MjY3ODgvMjAyNTEwMjMxOTI3LW1haW4uY3JvcHBlZF8xNzYxMjIyNDUzLndlYnA1-148x111.jpg)
![016323100_1744870287-2[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/016323100_1744870287-21-148x111.jpg)