Binjai – Haornas Tanpa Menpora Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang biasanya berlangsung meriah tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Tidak ada semarak perayaan besar, tidak ada gaung kampanye olahraga nasional, bahkan suasana di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun terlihat lengang.
Haornas 2025 menjadi sorotan, bukan karena gebyar prestasi atau inovasi, tetapi karena ketiadaan sosok Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang biasanya menjadi figur sentral dalam momen ini.

Baca Juga : Isu Radioaktif di Udang RI Petambak Lokal Ikut Menderita
Tidak ada pidato kenegaraan, tidak ada pernyataan resmi dari kementerian, dan tidak ada agenda besar menyambut Hari Olahraga Nasional.
Padahal, Haornas biasanya menjadi momentum tahunan untuk mengangkat semangat olahraga nasional, memotivasi atlet, dan memperkuat pembangunan olahraga akar rumput.
Ketidakhadiran Menpora dalam peringatan ini pun memunculkan pertanyaan publik: ke mana arah kebijakan olahraga Indonesia ke depan?
Beberapa penggiat olahraga menyampaikan kekecewaan atas situasi ini, menyebut bahwa pemerintah tampak tidak serius mengurus sektor olahraga secara berkelanjutan.
“Haornas tanpa Menpora seperti pertandingan tanpa wasit. Arah dan semangatnya hilang,” ujar seorang pelatih nasional cabang atletik.
Sejumlah federasi olahraga juga mengaku tidak menerima undangan atau arahan resmi dari kementerian untuk memperingati Haornas tahun ini.
Ini berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika Haornas digelar dengan parade atlet, pameran olahraga, dan penghargaan kepada tokoh berprestasi.
Beberapa pegawai internal Kemenpora mengungkapkan bahwa suasana kerja menjadi tidak menentu pasca-reshuffle.
“Banyak program yang tertunda. Kami belum tahu siapa pemimpin definitifnya. Koordinasi jadi lemah,
Dito Ariotedjo sendiri belum memberikan pernyataan publik pasca pencopotan jabatannya. Ia hanya sempat mengucapkan terima kasih melalui media sosial.
Ketiadaan kepemimpinan di Kemenpora berdampak pada kelangsungan sejumlah program strategis yang sedang berjalan.
Beberapa di antaranya termasuk persiapan kontingen untuk SEA Games berikutnya, pengembangan sentra latihan atlet muda, dan evaluasi dana pembinaan.
Bahkan, program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang selama ini digadang-gadang, kini tidak lagi menjadi perbincangan utama.
Situasi ini mengkhawatirkan para pelaku olahraga karena masa depan pembinaan prestasi nasional membutuhkan kesinambungan dan perhatian penuh dari negara.
Di sisi lain, publik mulai menyoroti bagaimana Haornas hanya menjadi seremoni tahunan, tanpa makna yang benar-benar dalam.

![01h6we1f384vx7je4xpnm0y9aj[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/01h6we1f384vx7je4xpnm0y9aj1-148x111.jpg)
![FOA-05092025-2[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/FOA-05092025-21-148x111.png)
![bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy81MjY3ODgvMjAyNTEwMjMxOTI3LW1haW4uY3JvcHBlZF8xNzYxMjIyNDUzLndlYnA[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy81MjY3ODgvMjAyNTEwMjMxOTI3LW1haW4uY3JvcHBlZF8xNzYxMjIyNDUzLndlYnA1-148x111.jpg)
![016323100_1744870287-2[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/016323100_1744870287-21-148x111.jpg)
![20251022_m-Faiz-Kurniawan[1]](https://isiserver.com/wp-content/uploads/2025/10/20251022_m-Faiz-Kurniawan1-148x111.jpg)